Proyek-proyek baru akan melengkapi pariwisata dan menciptakan lapangan kerja bagi semua keahlian
Maladewa, yang sudah terlalu bergantung pada industri pariwisata selama beberapa dekade, telah mulai menyadari risiko ketergantungan yang berlebihan pada satu sektor dan Presiden Mohamed Muizzu mengambil serangkaian langkah untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu.
COVID telah memberikan dampak buruk terhadap pariwisata dan Maladewa mengalami kesulitan untuk pulih dari dampaknya. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama pemerintahan Presiden Muizzu adalah untuk mendiversifikasi perekonomian Maladewa. Pemerintahannya secara aktif berupaya mengembangkan industri lain, seperti perikanan, pertanian, dan energi terbarukan, kata seorang pejabat.
Dengan mendorong pertumbuhan di bidang-bidang ini, pemerintah berharap dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan ekspor, dan meningkatkan ketahanan perekonomian terhadap fluktuasi pasar global.
Perikanan
Perikanan mempunyai potensi yang besar. Pada tahun 2021, hampir 71% protein hewani yang dikonsumsi masyarakat Maladewa berasal dari ikan. Permintaan terhadap hasil perikanan dan pertanian terus meningkat tidak hanya karena bertambahnya jumlah penduduk, namun juga karena meningkatnya kunjungan wisatawan yang berjumlah 2 juta per tahun. Ada peluang besar untuk meningkatkan produksi untuk konsumsi dan ekspor.
Pada tahun 2018, pemerintah menerbitkan dan memperbarui sewa selama 21 tahun untuk 15 pulau tak berpenghuni yang didedikasikan untuk perikanan komersial, 50 pulau tak berpenghuni untuk pertanian komersial, dan delapan pulau tambahan tak berpenghuni untuk perikanan komersial dan pertanian.
Hasilnya, sektor perikanan menyumbang hampir 96% terhadap total ekspor barang dagangan negara tersebut, yaitu sekitar MVR 2,7 miliar (US$ 175,4 juta). Pada tahun 2021 ekspor pada tahun 2021 adalah MVR 1,9 miliar (US$ 123,4 juta).
Ekspor meliputi ikan hias hidup, telur ikan, ikan asap, keripik ikan, ikan segar, ikan dingin, atau ikan konsumsi beku seperti tuna sirip kuning, albacore, tuna sirip panjang dan masih banyak lagi.
Dengan nilai-nilai luhur ini, muncul pula tanggung jawab untuk mengelola stok ikan. Namun kapasitas dan dukungan kelembagaan tidak mencukupi. Selain itu, kurangnya akses pasar, transportasi yang tidak memadai serta pengelolaan lingkungan yang buruk dan kontrol keamanan pangan yang tidak memadai. Ada juga kekhawatiran mengenai penangkapan ikan yang berlebihan.
Perubahan iklim mempengaruhi keanekaragaman hayati biota laut sehingga menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan yang mengakibatkan terjadinya penangkapan ikan berlebihan. Minimnya angkutan udara dan angkutan laut dibandingkan hasil penangkapan ikan menjadi keterbatasan arus produksi dan penjualan.
Kurangnya kesadaran akan budidaya perikanan yang baik dan produk pasar yang bernilai tinggi juga menyebabkan industri ini gagal mencapai potensi penuhnya di pasar global.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) adalah salah satu badan pendukung terkuat bagi pengembangan sektor perikanan di Maladewa. Hal ini meningkatkan keberlanjutan mata pencaharian pedesaan, dengan fokus pada pertanian cerdas iklim dan pembangunan perikanan. FAO menyediakan dana untuk perikanan, dan hingga tahun 2011, FAO telah menyalurkan US$ 411.120 untuk berbagai proyek di sektor kedokteran hewan, akuakultur, dan pertanian.
Energi Terbarukan dan Perubahan Iklim
Presiden Muizzu tertarik pada energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan Maladewa pada bahan bakar impor yang mahal. Investasi pada energi surya dan angin tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan namun juga menjanjikan masa depan yang lebih stabil dan mandiri.
Maladewa diperkirakan akan kehilangan 80% wilayahnya dalam beberapa dekade mendatang. Oleh karena itu, pemerintah menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk memetakan arah baru. Negara ini telah menetapkan target yang sangat ambisius untuk mencapai net-zero pada tahun 2030, dengan memulai transisi bersejarah menuju energi ramah lingkungan dengan bantuan Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia.
Investasi bersama senilai lebih dari US$ 300 juta membantu Maladewa mengembangkan fasilitas tenaga surya, meningkatkan kapasitas energi terbarukan, dan menghilangkan hambatan terhadap investasi swasta dan pengembangan lebih lanjut.
Meningkatkan Kewirausahaan
Kebijakan Presiden Muizzu juga menekankan pemberdayaan pengusaha dan usaha kecil Maladewa. Dengan memberikan insentif keuangan, hibah, dan program pelatihan, pemerintah berupaya untuk membuka talenta dan inovasi lokal. Fokus pada kewirausahaan lokal bertujuan untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja di berbagai bidang, sehingga masyarakat Maladewa dapat memperoleh manfaat langsung dari pertumbuhan ekonomi.
Inisiatif yang mendukung perempuan dan pengusaha muda juga diharapkan dapat mendorong inklusivitas dan memperluas akses terhadap partisipasi ekonomi.
Pekerjaan
Pasar tenaga kerja di Maladewa dicirikan oleh dualitas. Di satu sisi, tingkat pengangguran masih sebesar 28%, di sisi lain, jumlah pekerja asing di Maladewa setara dengan penduduk Maladewa yang aktif secara ekonomi. Diperkirakan populasi Maladewa yang aktif secara ekonomi akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2054. Sejalan dengan pertumbuhan ini, pada tahun 2054, populasi pekerja asing di Maladewa akan melampaui populasi Maladewa yang aktif secara ekonomi.
Pertumbuhan lapangan kerja asing di Maladewa dapat menimbulkan tantangan besar bagi penduduk lokal untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan. Oleh karena itu, jalan ke depan bagi kami adalah dengan berwirausaha dan berwirausaha.
Kewiraswastaan
Menurut statistik Kantor Pensiun (2020), terdapat 1971 usaha yang terdaftar di dalamnya. Hanya 0,4% penduduk yang merupakan wirausaha aktif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat potensi besar untuk pengembangan kewirausahaan di Maladewa. Munculnya internet, pertunjukan, dan ekonomi bersama telah menciptakan peluang untuk berwirausaha.
Kesetaraan
Untuk mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan akses terhadap layanan penting, Presiden Muizzu telah memprioritaskan pembangunan infrastruktur, khususnya di pulau-pulau atol terpencil.
Melalui program desentralisasi yang ambisius, pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa lebih banyak orang di seluruh negeri memiliki akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan publik berkualitas tinggi.
Peningkatan jaringan jalan raya, fasilitas kesehatan, dan lembaga pendidikan di daerah terpencil bertujuan untuk meningkatkan standar hidup, mengurangi migrasi perkotaan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh negeri. Komitmen Presiden Muizzu terhadap pembangunan daerah juga mendukung tujuan menciptakan masyarakat yang lebih kohesif, dimana peluang ekonomi dan manfaat sosial lebih merata.
Visi Dr. Muizzu sangat menekankan stabilitas sosial. Pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan program kesejahteraan sosial, menyediakan jaring pengaman bagi kelompok yang paling rentan, termasuk orang lanjut usia, penyandang disabilitas, dan keluarga berpenghasilan rendah. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan landasan keamanan yang akan menumbuhkan masyarakat yang stabil dan tangguh.
Selain itu, investasi di bidang pendidikan dan layanan kesehatan bertujuan untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat Maladewa untuk menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Dengan menjamin akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas, pemerintahan Dr. Muizzu bertujuan untuk membekali masyarakat dengan alat-alat yang diperlukan untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional.
Kondisi Perekonomian Saat Ini
Meskipun demikian, parameter perekonomian saat ini memberikan gambaran yang suram. Inflasi dalam negeri tetap rendah sebesar 0,5% pada Semester 1 tahun 2024, namun inflasi pangan melonjak menjadi 6,7%, sehingga meningkatkan biaya hidup, terutama bagi rumah tangga miskin. Defisit perdagangan melebar menjadi US$ 1,5 miliar pada semester pertama tahun 2024 karena penurunan ekspor ikan sebesar 45,5% dan peningkatan impor sebesar 6,4%.
Meningkatnya biaya impor dan pembayaran utang mengurangi cadangan devisa dari US$ 590,5 juta pada Desember 2023 menjadi US$ 395,4 juta pada Juli 2024, sementara cadangan yang dapat digunakan turun ke rekor terendah sebesar US$ 43,7 juta.
Belanja rutin turun sebesar 7,2% pada semester pertama tahun 2024, namun belanja modal anjlok sebesar 47,6% karena pemotongan belanja infrastruktur. Total pengeluaran ditetapkan pada jumlah sedang, namun tunggakan pengeluaran semakin meningkat.
Penerimaan turun sebesar 5,7%, menjaga defisit fiskal pada 12,8% PDB. Eksposur bank sentral terhadap surat berharga pemerintah meningkat menjadi 61% dari asetnya pada pertengahan tahun 2024, yang mencerminkan tantangan pendanaan domestik dan eksternal yang sedang berlangsung.
Ada Cahaya
Situasinya sungguh suram. Namun ada cahaya di ujung terowongan. Perekonomian diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 4,7% dalam jangka menengah, lebih lambat dibandingkan rata-rata sebelum pandemi sebesar 7,4%.
Didukung oleh bantuan anggaran luar negeri yang besar, anggaran Maladewa untuk tahun 2025 adalah sebesar MVR 2,5 miliar (US$ 168 juta). Dari jumlah tersebut, MVR 2,3 miliar (US$ 149,8 juta) diharapkan diterima dari negara-negara sahabat, dan India menyumbang US$ 104 juta di antaranya.
Para pejabat percaya bahwa masyarakat Maladewa dapat menantikan masa depan dimana peluang ekonomi melimpah, kesejahteraan sosial diprioritaskan, dan kelestarian lingkungan merupakan prinsip yang abadi. Dr. Muizzu tertarik untuk memposisikan Maladewa sebagai model pertumbuhan berkelanjutan dan stabilitas di kawasan ini dan juga dunia pada umumnya.